Contoh Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar Modul 3

Merdeka Belajar Modul 3

Setelah modul 2, Kita lanjut materi topik Merdeka Belajar Modul 3 yaitu mendampingi murid dengan utuh dan menyeluruh. Modul ini terdapat 4 materi yaitu :

  1. Kodrat keadaan.
  2. Kodrat alam.
  3. Kodrat Zaman.
  4. Asas Trikon.

Berikut pembahasan serta contoh aksi nyata mengenai topik merdeka belajar pada modul 3.

    Contoh Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar Modul 3

    1. Kodrat Keadaan

    Pada tahapan mempelajari materi tentang kodrat keadaan, kita diajak untuk memahami kodrat keadaan pendidikan yang sesuai dengan zaman.

    Memahami bahwa setiap murid adalah individu yang utuh dan unik dan memahami tujuan serta asas pendidikan sesuai zaman berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara.

    Kebudayaan Indonesia harus mempunyai karakteristik dan sifat kepribadian bangsa sendiri, sebaiknya pusatnya dalam lingkungan. Dalam mendidik murid kita harus menghubungkan dasar pendidikan murid dengan kodrat keadaan.

    2. Kodrat Alam

    kodrat alam yaitu dasar pendidikan murid yang berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan Dimana mereka berada.

    3. Kodrat Zaman

    Kodrat zaman adalah bagian dasar pendidikan murid yang berhubungan dengan isi dan irama. Isi dan irama ini berjalan sesuai dengan perkembangan zaman.

    Berdasarkan kodrat alam, pendidikan seharusnya berjalan sesuai dengan konteks lingkungan sekitar murid.

    Dalam Modul dicontohkan bahwa jika murid hidup dalam lingkungan perkotaan, maka pembelajaran yang diterima murid sebaiknya mampu mendekatkannya dengan konteks atau kodrat alamnya.

    Bukan sebaliknya malah menjauhkannya, makna menjauhkan di sini dicontohkan jika mayoritas murid adalah anak petani karet, diberikan wawasan dan informasi Bagaimana menjaga kelestarian dan ekosistem laut hal ini kurang sesuai dengan konteks lingkungan di sekitar murid.

    Guru berperan sebagai penghubung antara murid dengan sumber belajar yang ada di sekitar murid atau di sekolah maupun dengan sumber belajar digital yang mengaitkan setiap materi dengan konteks dimana murid hidup.

    Berdasarkan contoh anak petani karet, kita bisa memberikan materi menjaga kelestarian alam di kontekskan dengan merawat pohon karet agar produksi getahnya semakin baik kualitasnya dengan membersihkan gulma atau tanaman pengganggu pohon karet.

    Dengan begitu anak-anak petani Karet ini akan terbantu Dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kekuatan-kekuatan kodratnya.

    Sebagai pendidik kita harus mempunyai kepekaan dan kemampuan untuk mengidentifikasi keunikan pada setiap murid. Ada murid yang memiliki kekuatan atau potensi pada bidang seni ada juga murid yang memiliki potensi bahasa.

    Tugas kita adalah memberikan tuntunan yang tepat agar segala kodrat dan keunikannya menjadi kuat sehingga membantu mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

    Sebagai pendidik kita hendaknya merancang pembelajaran dengan menerapkan metode, strategi dan teknik yang disesuaikan dengan keunikan potensi masing-masing murid.

    Sehingga mereka bisa berkembang sesuai kodratnya agar mereka merasa leluasa untuk mengeksplorasi potensi serta menemukan pengalaman belajar yang lebih bermakna.

    Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja, tetapi yang bermanfaat untuk keperluan lahir dan batin dalam hidup bersama.

    Ki Hajar Dewantara

    Seiring dengan perkembangan zaman di abad 21 sebagai pendidik kita harus memperhatikan bahwa cara mengajar kita, harus disesuaikan dengan perubahan zaman.

    Karena kodrat zaman adalah bagian dasar pendidikan murid yang berhubungan dengan isi dan irama. Isi dan irama ini berjalan sesuai dengan perkembangan zaman.

    Isi dan irama hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas kehidupan kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan.

    Ki Hajar Dewantara

    Jika kita masih mengajar dengan menggunakan metode utama seperti ceramah menyampaikan informasi yang sudah ada di mesin pencari di internet membuat Murid memiliki kompetensi yang tidak relevan lagi dengan tuntutan keterampilan abad ke-21 yaitu berpikir kritis kreatif, komunikatif dan kolaborasi.

    Sebagai pendidik kita harus membantu murid dengan memberikan pelajaran yang berorientasi pada penguasaan keterampilan tersebut. Melalui pendidikan, kita bisa mewujudkannya karena pendidikan sebagai salah satu instrumen pengembangan akal budi sesuai kodrat alamnya.

    Segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman.

    Ki Hajar Dewantara

    Meskipun demikian, pengaruh-pengaruh Global harus disaring dan diseleksi menggunakan kekuatan utama bangsa Indonesia yaitu kearifan lokal baik sosial maupun budaya.

    Sehingga isi dan irama pendidikan berupa konten atau muatan pengetahuan yang diadopsi selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia.

    Tentu saja kita tidak bisa membatasi dan menolak berlimpahnya arus informasi saat ini, pengaruh-pengaruh luar sangatlah banyak dan bisa diakses secara langsung oleh murid kita.

    yang dapat dilakukan pendidik adalah membantu anak untuk menemukan kecakapan berpikir kritis dalam menerima dan merespon informasi, guru memfasilitasi proses belajar murid sesuai dengan keadaan lingkungan murid dan potensi yang dimiliki.

    Sehingga murid dapat melihat hubungan antara dirinya dengan lingkungan masalah serta potensi yang terhubung pada dirinya dengan proses pendidikan yang berjalan dinamis.

    Penanaman budaya kearifan lokal yang logis dapat membantu murid menjadi lebih bijak dalam kehidupannya. jika kita dapat memegang kuat kearifan budaya lokal Indonesia maka akan mampu merespon pengaruh luar dengan bijak.

    Sehingga proses adopsi informasi yang berisi muatan dan konten pengetahuan akan sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia.

    Bahkan akan semakin menguatkan kodrat alam dan kodrat zaman dalam mendidik murid.

    Baca juga : Contoh Teks Ulasan Singkat Beserta Struktur dan Penjelasannya

    4. Asas Trikon

    Untuk mewujudkan dan menjaga itu semua diperlukan prinsip-prinsip dalam melakukan perubahan, Ki Hajar Dewantara menyebutnya sebagai asas trikon yaitu kontinyu, konvergen dan konsentris.

    Berdasarkan Asas kontinyu Pendidik menuntun murid dengan perencanaan dan pengembangan secara berkesinambungan, menyatu dengan alam dan masyarakat Indonesia untuk mewariskan peradaban.

    Berdasarkan Asas konvergen Pendidik menuntun murid dengan pemikiran terbuka terhadap segala sumber belajar, mengambil praktik-praktik baik dari kebudayaan lain, dan menjadikan kebudayaan kita bagian dari alam universal.

    Berdasarkan Asas konsentris Pendidik menuntun murid dengan berdasarkan kepribadian, karakter, dan budaya kita sendiri sebagai pusatnya.

    Manajemen kelas yang mengatur berjalannya proses pembelajaran tentunya melalui proses perencanaan berkelanjutan, Sehingga menghasilkan pengelolaan perilaku lingkungan dan kurikulum berjalan secara efektif.

    Konsisten dalam menjalankan manajemen kelas ini adalah salah satu contoh implementasi asas kontinyu dalam pendidikan. murid diberikan kemerdekaan untuk belajar bertanya dan mengembangkan potensinya.

    Proses belajar kreativitas dan kolaborasi seperti pembelajaran berbasis proyek baik secara individu maupun kelompok akan membuat murid lebih merdeka dan bertanggung jawab atas pengalaman belajarnya.

    Contohnya dalam pembelajaran proyek guru membantu murid untuk melakukan proses atau refleksi diri, murid diajak untuk mengamati keadaan sekolah dan lingkungan.

    Setelah itu murid menganalisis permasalahan dan potensi yang muncul dari hasil pengamatannya.

    Di sini murid mengalami proses belajar berpikir kritis kemudian guru mengajak murid berkreasi merespon potensi dan itu yang terkoneksi dengan dirinya.

    Melalui proses pembuatan proyek di sini murid belajar untuk membentuk kreativitas dan kolaborasi sampai akhirnya murid belajar untuk mengkomunikasikan hasil karyanya melalui pameran sosialisasi atau seminar kepada publik untuk mendapatkan apresiasi terhadap karyanya.

    Peran guru di sini memfasilitasi murid untuk menentukan tujuan yang dipelajari memantau proses pembelajaran yang dilalui, membimbing murid untuk merefleksikan pengalaman belajar yang telah dilalui murid.

    Agar dia dapat memahami hubungan dirinya dengan lingkungannya. Peran dan tugasnya di dalam lingkungan tersebut serta kontribusinya dalam menjaga lingkungan.

    Di samping itu juga membantu murid dalam mengelola respon-respon dan perasaan untuk menemukan dan menentukan tujuan belajarnya.

    Melalui pembelajaran tersebut murid distimulasi kemauan belajarnya, rasa ingin tahunya serta motivasi internal di dalam diri murid. Sehingga Murid memiliki kemampuan pengaturan kegiatan belajarnya sendiri.

    Hal ini disebut dengan self regulatory learning yang akan menjadikan bekal murid sebagai seorang pembelajar sepanjang Hayat.

    Pengembangan pendidikan bisa dilakukan dengan mengambil dari sumber dari luar negeri. Menurut azas konvergen kita bisa bersama dengan bangsa lain mengusahakan terbinanya karakter dunia sebagai kesatuan kebudayaan umat sedunia.

    Ki Hajar Dewantara

    kita hendaknya menerapkan asas konsentris untuk bersifat terbuka tetapi tetap kritis dan selektif terhadap pengaruh kebudayaan di sekitar.

    Manusia diibaratkan sebagai titik kecil yang kemudian bersama dengan yang lain membentuk lingkaran besar atau keluarga dan menjadi lingkaran yang lebih besar lagi (organisasi).

    Ki Hajar Dewantara

    Meskipun metode pembelajaran dalam pendidikan bisa mengacu pada konsep manapun secara terbuka tapi hal ini tetap harus dilakukan secara konsentris. yaitu tetap mempertahankan jati diri bangsa dan tetap menjadi diri sendiri.

    Materi ini membuat saya berefleksi bahwa saya sudah berikhtiar untuk membantu memberikan pembelajaran berdasarkan kodrat keadaan murid namun saya belum yakin saya mampu untuk menuntun kekuatan-kekuatan potensi pada murid.

    Hal ini dikarenakan saya kurang peka dan belum mampu menemukan keunikan setiap murid dan saya jarang mengkonfirmasi Apakah pembelajaran yang saya berikan sesuai dengan kehendak murid saya.

    Namun saya merasa sudah melakukan pembelajaran kepada murid sesuai dengan kodrat zamannya dan walaupun belum maksimal saya juga telah menerapkan asas trikon dalam proses pembelajaran.

    Demikian pemahaman saya tentang Merdeka belajar pada modul 3 ini, semoga mudah dipahami.