Dasar ukuran terkecil sebuah sebuah bahasa adalah fonem sedangkan dalam ukuran terbesar adalah Morfem. Satuan terkecil hingga terbesar dalam sebuah bahasa itu terdapat deretan bentuk fonem, morfem, kata, frasa, kalimat dan alenia. Dari keenam satuan bentuk bahasa ini dapat mempengaruhi makna atau akan menghasilkan makna baru. Pada saat ini saya akan menjelaskan mengenai Fonem dan Morfem yang akan berpengaruh terhadap makna. Baca juga : Pengertian Kalimat dan Unsur Kalimat
Fonem
Fonem adalah bunyi terkecil yang dapat berpengaruh atau membedakan makna, sedangkan huruf adalah simbol bunyi atau simbol fonem. Nah kamu pasti bingung apakah Fonem dan huruf itu sama ? Jawabannya adalah Tidak sama. Fonem merupakan bunyi dari huruf, sedangkan huruf adalah simbol atau lambang dari bunyi. Jadi, Fonem untuk didengar, sedangkan huruf untuk dilihat.
Jumlah huruf terdapat 26, ketika kita mengucapkan 26 huruf itu berarti kita mendapatkan 26 bunyi huruf (fonem). Namun, jumlah fonem dalam bahasa Indonesia itu memiliki lebih dari 26 lafal bunyi. Fonem yang terdapat pada huruf e, o dan k masing-masing memiliki lafal pengucapan yang bervariasi ada dua atau lebih. Intinya yaitu Fonem ini adalah bunyi dari pengucapan. Contohnya bunyi O itu ada 2 yaitu O keras dan O lemah, tetapi dalam huruf lambang O itu hanya ada satu.
Baca juga :
Mengindentifikasi Ciri Objek, Tujuan, Contoh dan Isi Teks Deskripsi
Puisi Rakyat
Morfem
Morfem merupakan satuan bentuk terkecil yang bisa membedakan makna dan bisa juga mempunyai makna. Morfem ini berupa imbuhan, partikel, kata dasar dan klitikal. Contohnya -lah, -kah, -an dan bawa. Wujud Morfem tidak dapat dipecah lagi menjadi satuan bentuk yang lebih kecil. Kita bisa membuktikan apakah morfem ini bisa menjadi pembeda makna dengan cara menggabungkan morfem itu sendiri dengan kata yang mengandung makna leksikal (arti yang tertera dari kamus). Jika dari penggabungan itu menghasilkan makna baru maka berarti itu adalah Morfem. kita bisa lihat berdasarkan contoh :
Morfem -di, -ter, -lah, me- , seandainya digabungkan dengan kata aslinya minum, maka dapat membentuk kata diminum, meminum, terminum, minumlah. Penggabungan menggunakan imbuhan atau akhiran -di, -ter, -lah, me- memiliki makna baru yang berbeda makna dengan kata aslinya yaitu Minum.
Intinya, Morfem ini adalah satuan bentuk yang dapat membedakan antara kata asli dengan kata yang menggunakan imbuhan, partikel, kata dasar dan klitikal atau satuan bentuk yang memiliki makna baru dari makna aslinya. Morfem ini dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
- Morfem Bebas adalah morfem yang hanya bisa berdiri sendiri dari makna tanpa harus adanya penggabungan dengan morfem lainnya. Semua kata dasar termasuk golongan sebagai morfem bebas.
- Morfem Terikat adalah kebalikan dari morfem bebas yaitu morfem yang tidak bisa hanya berdiri sendiri dari segi makna. Makna morfem terikat akan jelas setelah morfem itu digabungkan dengan morfem lainnya. Morfem terikat ini membutuhkan semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta kombinasi awal dan akhiran). Selain itu partikel -ku, -lah, -kah merupakan unsur-unsur kecil yang juga tergolong morfem terikat.
Demikianlah penjelasan dari Fonem dan Morfem. Untuk memudahkan teman-teman dalam memahami fonem dan morfem ini, teman-teman bisa membuat beberapa contoh dari fonem dan morfem. Baca juga : Pengertian Dan Cara Membuat Cerita Fantasi